Upacara Adat
Indonesia yang memiliki banyak adat dan
kebudayaan, juga mempunyai beragam upacara tradisional yang menarik.
Hingga saat ini, banyak dari upacara tradisional tersbeut masih
dilaksanakan di daerah asalnya masing-masing. Bahkan, upacara tersebut
juga menjadi ajang wisata budaya bagi banyak turis, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri. Berikut ini ada lima upacara tradisional
Indonesia yang unik dan khas.
- Tabuik (Sumatera Barat)
Upacara yang satu ini sebenarnya lebih berkaitan dengan religi,
berdasarkan kepercayaan umat Islam Tapi hanya ditemukan di Kabupaten
Padang Pariaman, Sumatera Barat. Sehingga, menjadi sebuah tradisi yang
khas dari daerah tersebut. Upacara Tabuik ini digelar sebagai bentuk
peringatan atas kematian anak Nabi Muhammad SAW dalam sebuah perang di
zaman Rasulullah dulu. Dilakukan pada Hari Asura setiap tanggal 10
Muharram tahun Hijriah. Beberapa hari sebelum datangnya waktu
penyelenggaraan upacara ini, masyarakat akan bergotong royong untuk
membuat dua tabuik. Kemudian, pada hari H, kedua tabuik itu di arak
menuju laut di Pantai Gondoriah. Satu tabuik diangkat oleh sekitar 40
orang. Di belakangnya, rombongan masyarakat dengan baju tradisional
mengiringi, bersamaan dengan para pemain musik tradisional. Lalu, kedua
tabuik itupun dilarung ke laut.
2. Dugderan (Jawa Tengah)
Upacara ini digelar untuk menandai datangnya bulan puasa Ramadhan. Tapi,
karena hanya diadakan oleh masyarakat Semarang, maka upacara Dugderan
ini pun jadi semacam upacara tradisional. Kata “dugderan” sendiri
berasal dari perpaduan bunyi bedug dengan meriam bambu yang memang
identik dengan bulan puasa. Upacara ini dilaksanakan tepat sehari
sebelum puasa pertama dilaksanakan, mulai dari pagi hingga sore hari
menjelang senja. Dalam upacara tradisional Indonesia ini, masyarakat
menggelar “warak ngendok”, atau mengarak binatang jadi-jadian yang
bertubuh kambing, berkepala naga dan berkulit sisik emas. Binatang
rekaan ini dibuat dari kertas warna-warni. Selain itu, juga digelar
pasar rakyat, atraksi drumband, pawai pakaian adat tradisional
nusantara, hingga penampailan berbagai kesenian khas Kota Semarang, yang
digelar selama sepekan sebelumnya.
3. Ngaben (Bali)
Kegiatan ini merupakan upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat
Hindu di Bali. Untuk melaksanakan upacara Ngaben ini, keluarga dari
jenazah tersebut akan membuat “bade dan lembu” untuk tempat jenazah yang
akan dibawa. Tempat tersbeut dibuat dari kayu dengan model yang sangat
megah, dibantu oleh masyarakat sekitarnya. Kemudian, jenazah pun di
arak, dan terakhir dibakar bersamaan dengan tempat tersebut, dalam
sebuah ritual khusyuk.
4. Rambu Solo dan Mapasilaga Tedong (Sulawesi Selatan)
Rambu Solo juga merupakan upacara kematian, yang diwarisi oleh
masyarakat Toraja secara turun temurun. Keluarga dari orang yang
meninggal akan menggelar upacara ini sebagai tanda penghormatan
terakhir. Kemudian, jenazahnya akan dibawa ke makam yang terletak di
tebing goa, yakni pekuburan Londa. Bersamaan dengan itu, juga dibawa
sebuah boneka kayu yang telah dibuat sebelumnya, yang wajahnya sangat
mirip dengan orang yang telah meninggal itu. Sedangkan, upacara
Mapasilaga Tedong merupakan acara adu kerbau. Selbelumnya, akan diawali
dengan parade kerbau, mulai dari jenis kerbau jantan, kerbau albino,
hingga kerbau salepo yang memiliki bercak-bercak hitam di punggungnya.
Setelah adu kerbau, maka akan dilanjutkan dengan prosesi pemotongan
kerbau khas adat Toraja, yang disebut Ma’tinggoro Tedong. Dalam prosesi
tersbeut, kerbau harus langsung mati dengan sekali tebas.
5. Pasola (Nusa Tenggara Barat)
Dalam upacara tradisional Indonesia ini, akan ada dua kelompok yang
melakukan “perang-perangan”. Setiap kelompok yang terdiri atas lebih
dari 100 pemuda itu “berperang” dengan bersenjatakan tombak dari kayu
yang ujungnya tumpul, dan juga mengenakan baju perang dalam adat mereka.
Pada bulan Februari atau Maret setiap tahunnya, upacara ini akan
digelar untuk menyampaikan doa kepada Tuhan, agar panen mereka pada
tahun itu bisa berhasil.
Sumber : http://pusakapusaka.com/5-upacara-tradisional-indonesia-yang-unik-dan-khas.html